Selamat datang di blog saya semoga anda tidak bosan.

Jumat, 26 November 2010

Film Harry Potter Raup US$61,2 Juta

VIVAnews - Film Harry Potter and The Deadly Hollows part 1 membukukan pendapatan US$61,2 juta pada penayangan perdana. Hasil ini merupakan yang terbaik dari seluruh seri film ini. Posisi sebelumnya diraih oeh Harry Potter and Goblet of Fire pada 2005 dengan total pendapatan sebesar US$102,7 juta.

Sementara seri sebelumnya, Harry Potter and The Half Blood Prince meraup total pendapatan US$458,2 juta.

Deadly hollows saat ini berada di posisi ke lima pada peringkat box office untuk peraih terbesar pada penayangan perdana. Posisi pertama masih dipegang oleh Saga Twilight The New Moon sebesar US$72,7 juta.

Deathly Hollows tak berbeda jauh dengan hasil yang dicapai oleh Transformers: Revenge of The Fallen sebesar US$62 juta. Seri Harry Potter mendulang penjualan sebesar US$5,5 miliar di seluruh dunia sejak debut film tahun 2001.

Adapun seri terakhir film ini Deathly Hollows part 2 diperkirakan tayang pada Juli 2011. (sj)
• VIVAnews

Peneliti Analisa Lubang Hitam Kanibal


VIVAnews - Dulu para peneliti mengatakan adalah mustahil sebuah lubang hitam bisa melahap lubang hitam lainnya di antariksa. Namun, kini teka-teki itu terjawab sudah.

Baru-baru ini para peneliti menganalisa lubang hitam kanibal, yang bisa memakan lubang hitam lainnya yang berukuran lebih kecil.

"Saat dua lubang hitam bertabrakan, pada skenario astrofisika sebenarnya, mereka memiliki ukuran yang tidak sama," kata Carlos Lousto, peneliti Center for Computational Relativity and Gravitation, Rochester Institute of Technology, kepada Discovery News.

Bahkan para peneliti berhasil membuat simulasi kondisi yang sangat ekstrim, ketika sebuah lubang hitam besar yang berukuran masif, memangsa lubang hitam lain yang berukuran ratusan kali lebih kecil darinya.

Sebelumnya, para peneliti hanya berhasil menganalisa lubang hitam yang dapat melahap lubang hitam lain yang memiliki massa yang 10 kali lipat lebih kecil. "Pada beberapa bulan ke depan, saya pikir kami akan bisa menghadirkan solusi lebih besar, dengan perbandingan massa dua lubang hitam 1000:1," kata Lousto.

Bagaimanapun, kata Lousto, ini merupakan masalah yang rumit. Sebab analisa seperti ini musti dilakukan oleh sebuah superkomputer. "Kami memerlukan resource superkomputer yang sangat besar."

Untuk analisa yang paling mutakhir saja, Lousto dan kawan-kawannya menggunakan superkomputer di Texas Advanced Computing Center yang menggunakan 70 ribu unit prosesor. Simulasi itupun baru bisa diselesaikan setelah hampir 3 bulan.

Menurut rekan peneliti Lousto, Yosef Zlochower, simulasi lubang hitam kanibal ini bisa dibilang sangat penting, karena ini bisa menjembatani kesenjangan dua pendekatan riset yang sangat berbeda.

Yang pertama yang mulai melakukan pendekatan tubrukan dua lubang hitam yang berukuran sama, yang kedua, yang melakukan pendekatan tabrakan antara dua lubang hitam yang berukuran 1000:1. Hasil penelitian Lousto dan Zlochower telah didaftarkan untuk dipublikasikan pada journal Physical Review Letters.

Peristiwa saling memangsanya dua lubang hitam, bisa dideteksi dari gelombang gravitasi yang sangat intens. AS memiliki dua instrumen yang berusaha mendeteksi gelombang gravitasi tersebut, yakni melalui Laser Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO) yang berbasis di bumi, serta Laser Interferometer Space Antenne (LISA) yang dijalankan oleh NASA. (hs)

Matahari Punya Saudara Kembar?

VIVAnews - Kelahiran Matahari sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu di dalam sebuah nebula, tampaknya juga melahirkan ribuan bintang lain. Lalu, apa yang terjadi dengan saudara-saudara Matahari? Pencarian terus dilakukan, akan tetapi saudara-saudara Matahari itu bisa berada di mana saja di galaksi Bima Sakti.

Jika jumlahnya hanya dalam bilangan ribuan, mungkin tidak terlalu sukar untuk menemukannya. Sayangnya, galaksi Bima Sakti merupakan tempat tinggal dari sekitar 100 sampai 400 miliar bintang. Jika saudara-saudara Matahari itu berkumpul di salah satu sudut galaksi, mereka sulit ditemukan. Apalagi faktanya, mereka tersebar di seluruh penjuru galaksi.

Tahun lalu, Simon Portegies Zwart, astronom Belanda menyebutkan bagaimana cara mencari saudara dekat Matahari. Ia membuat model bagaimana bintang-bintang berpencar saat mengorbit di titik tengah galaksi dan yakin bahwa antara 10 sampai 60 bintang saudara Matahari berada di jarak yang dekat dengan Bumi. Tidak sampai 330 tahun cahaya jauhnya.

Zwart menyebutkan, bintang-bintang ini memiliki usia, komposisi kimia, dan pergerakan yang sama dengan Matahari. Artinya, bintang-bintang itu juga dapat menggambarkan pada kita bagaimana sistem tata surya lahir.

Jika ada beberapa lusin saudara kembar Matahari di sekitar tata surya, menemukannya tentu tidak sulit. Akan tetapi, Yury Mishurov, astronom Russia tidak sependapat.

Menurut Mishurov, model yang dikembangkan Zwart tidak cukup cerdas untuk menelurkan hasil yang akurat karena tidak menghitung efek lengan-lengan spiral milik galaksi. Alasannya, tonjolan dari badan utama Bima Sakti ini sangat mempengaruhi pergerakan bintang-bintang akibat efek gravitasi yang luar biasa.

Menurut kalkulasi terbaru Mishurov, saudara-saudara Matahari jauh lebih tersebar di penjuru galaksi dibanding perkiraan Zwart. Diperkirakan, hanya ada 3 sampai 4 bintang yang tersisa di sekitar Matahari.

“Meski masih banyak yang harus dilakukan, akan tetapi saya cukup gembira dengan penemuan ini,” kata Mishurov, seperti dikutip dari Sciencemag, 24 November 2010.
“Ini merupakan langkah logis berikutnya, dan pada akhirnya, yang terpenting adalah apakah kita akan dapat menemukan saudara kandung Matahari kita. Adalah kesalahan besar jika kita menyerah untuk mencarinya,” ucap Mishurov.

Sayangnya, tidak seluruh astronom sepakat dengan Mishurov. Gerard Gilmore, astronom dari Cambridge, menyebutkan bahwa mencari bintang yang memiliki rupa seperti Matahari tidaklah sulit. Akan tetapi, melacak sampai ke tempat kelahirannya merupakan hal mustahil.
Walaupun penemuan saudara kandung Matahari akan memberikan dampak positif bagi ilmu pengetahuan, Gerard meragukan apakah Matahari tersebut dapat dicari. "Tentunya sangat menarik jika Matahari punya saudara kembar yang identik lengkap dengan sistem planet-planet yang serupa dengan tata surya kita, di mana ada planet yang serupa Bumi berotasi di Matahari tersebut."
• VIVAnews

Andromeda Berasal dari Tabrakan 2 Galaksi

Galaksi Andromeda (BBC)
VIVAnews - Sebuah tim peneliti internasional baru-baru ini menyimpulkan bahwa kelahiran Andromeda, galaksi tetangga yang terdekat dengan galaksi Bima Sakti, dibidani oleh tabrakan dua galaksi.

Menurut tim tersebut, Andromeda berasal dari dua galaksi yang bertubrukan pada sekitar sembilan miliar tahun lalu, sebelum pada akhirnya melakukan fusi (bergabung) secara permanen, pada sekitar 5,5 miliar tahun yang lalu.

Hasil riset tim peneliti yang telah dipublikasikan pada Astrophysical Journal itu, juga telah berhasil disimulasikan melalui komputer. Kedua galaksi asal, adalah galaksi-galaksi yang memiliki ukuran lebih kecil dari ukuran Andromeda saat ini.

"Banyak pakar astronomi, khususnya spesialis di bidang ini mengira bahwa galaksi Andromeda kemungkinan merupakan hasil dari merjer yang lebih besar. Namun, hingga kini hal itu tidak pernah teruji," kata Francois Hammer, kepala penelitian dari Observatorium Paris, Perancis, kepada BBC.

Lebih jauh, Hammer juga mewanti-wanti kemungkinan untuk merevisi semua pengetahuan tentang adanya kelompok galaksi lokal yang disebut-sebut sebagai kelompok 40 galaksi terdekat.

"Tim kami menemukan sesuatu yang potensial merevisi pengetahuan kita semua tentang kelompok galaksi lokal. Dan ini mungkin ada kaitannya dengan jumlah materi gelap di galaksi-galaksi," kata Hammer.Selama ini para peneliti menganggap galaksi Bima Sakti dan Andromeda adalah galaksi terbesar di antara galaksi-galaksi lain di kelompok 40 galaksi lokal. Dengan bantuan simulasi komputer, para astronom memandang Andromedia selama ini sebagai galaksi yang memiliki beberapa keunikan.

Antara lain piringan besar tipisnya yang meliputi cincin gas dan debu raksasa, gelembung masif di pusatnya, cakram raksasa yang lebih tebal, dan aliran bintang tua yang besar.

Tim Hammer juga berhasil membuat simulasi pembentukan Andromeda tersebut. Simulasi yang menggunakan komputer berkinerja tinggi pada National Astronomical Observatory of China (NAOC) dan Observatorium Paris itu, menggunakan delapan juta partikel untuk mensimulasikan bintang-bintang, gas, serta materi hitam pada Andromeda.

Menurut Dr Hammer, riset ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui kelahiran dari galaksi kita, galaksi Bima Sakti. "Bukan berarti galaksi kelahiran Bima Sakti tidak melalui cara ini (merjer galaksi). Mungkin saja, tapi bila memang seperti itu, itu terjadi jauh sebelum Andromeda," katanya. (hs)• VIVAnews

Senin, 22 November 2010

Google kembangkan mobil yang bisa nyetir sendiri

VIVAnews - Google mengumumkan bahwa mereka mengembangkan mobil yang bisa mengemudikan diri sendiri secara otomatis di jalan raya. Mobil tersebut sudah diuji coba di jalan-jalan di sekitar California selama beberapa bulan terakhir.

Meski proyek ini merupakan proyek yang tidak lazim yang dikerjakan Google, akan tetapi menurut sejumlah analis, mobil otomatis memiliki kelebihan yang sangat penting. Dan sejauh ini, baru satu kecelakaan yang terjadi pada mobil tersebut yakni ditabrak dari belakang oleh mobil yang dikendarai manusia saat mobil otomatis itu berhenti di lampu merah.

Sejak beberapa waktu lalu, mobil itu sudah dites di jalan sekitar California dari Silicon Valley ke Santa Monica. Secara total, jarak sejauh 140 ribu mil sudah ditempuh. Akan tetapi, demi menjaga keamanan, jika terjadi kerusakan mendadak pada sistem, setiap mobil yang diuji coba tetap ditumpangi manusia. Satu orang di kursi sopir untuk berjaga-jaga, satu orang di kursi penumpang untuk memonitor kerja software lewat komputaer.

Seperti dikutip dari Mashable, 11 Oktober 2010, Google mempekerjakan insinyur yang sebelumnya pernah berpartisipasi dalam kompetisi dan balapan yang melibatkan mobil otomatis. Langkah ini merupakan titik penting yang diambil Google, yang sudah mulai mengembangkan teknologi itu sejak tahun 2005 lalu.

Salah satu tujuan Google dalam menggelar proyek ini adalah demi keamanan lalu-lintas. Google yakin, teknologi dapat memangkas separuh kematian akibat berkendara karena komputer seharusnya mampu menyetir kendaraan lebih baik dibanding manusia, dalam kondisi yang tepat.

Kendaraan yang dikembangkan Google juga memiliki kemampuan bereaksi yang cepat dalam waktu singkat. Selain itu, kemampuannya memantau hingga 360 derajat memungkinkan kendaraan itu berjalan lebih rapat di jalan raya dibandingkan dengan kendaraan yang dikemudikan manusia. Ini diyakini dapat mengurangi panjangnya antrian kendaraan. Komputer juga lebih berhati-hati saat menginjak gas, sehingga mereduksi konsumsi bensin.

Akan tetapi, yang paling diincar oleh Google dengan mobil otomatis ini adalah waktu yang bisa dihemat oleh pengendara. Saat mereka di mobil, mereka tidak perlu menyetir. Pengendara bisa melakukan hal produktif seperti bekerja lewat koneksi internet nirkabel, menyaksikan siaran televisi atau menikmati hiburan lainnya.

Google sendiri memang tidak menyebutkan secara eksplisit, akan tetapi menurut sejumlah pengamat, pengendara tersebut berpotensi menghabiskan waktunya lebih banyak dalam memanfaatkan produk-produk Google atau menyimak iklan yang digelar di jaringan Google.

Teknologi mobil otomatis ini masih cukup jauh dari sempurna. Diperkirakan, masih dibutuhkan sekitar 8 tahun sampai mobil dapat dipasarkan. Belum lagi masalah dengan aturan dan undang-undang seputar lalu-lintas yang mengasumsikan bahwa manusialah yang menggerakkan kendaraan yang melintas di jalan.
• VIVAnews

Minggu, 21 November 2010

Lubang hitam mendekati bumi

VIVAnews - Teleskop Chandra milik NASA menemukan bukti bahwa ada black hole di kawasan jagat raya kita. Dari bukti yang didapat, diperkirakan lubang hitam tersebut baru berusia 30 tahun.

NASA menyatakan, penemuan ini memberi secercah harapan untuk mengetahui bagaimana sebuah bintang raksasa meledak dan meninggalkan lubang hitam di sejumlah galaksi, termasuk di Bimasakti.

Lubang hitam berusia 30 tahun yang diberi nama SN 1979C itu berjarak sekitar 50 juta tahun cahaya dari Bumi. “Jika interpretasi kami tepat, ini merupakan contoh kelahiran lubang hitam paling dekat yang pernah diamati,” kata Daniel Patnaude, astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics yang mengetuai penelitian.

Seperti dikutip dari TG Daily, 17 November 2010, data dari berbagai sumber menyatakan bahwa ada sumber sinar X terang yang stabil sejak 1995 sampai 2007. Kesimpulan NASA, sumber itu merupakan lubang hitam yang sedang memakan material yang ia hisap ke dalamnya.

Tim peneliti yakin bahwa SN 1979C, yang pertamakali ditemukan oleh para astronom amatir pada tahun 1979 lalu, terbentuk saat sebuah bintang yang berukuran 20 kali lebih besar dari matahari hancur.

“Meski demikian, sangat sulit untuk mendeteksi kelahiran lubang hitam seperti ini karena membutuhkan pengamatan sinar X selama beberapa dekade,” ucap Abraham Loeb, peneliti lain dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

Walaupun NASA mengenali objek ini sebagai lubang hitam, ada kemungkinan pula bahwa objek yang memancarkan sinar X tersebut merupakan bintang neutron muda yang berputar sangat cepat dengan angin kencang yang terdiri dari partikel energi tinggi.

Jika benar demikian, maka ini akan menjadikan SN 1979C sebagai contoh ‘angin pulsar nebula’ yang paling muda dan paling terang serta bintang neutron termuda yang pernah diketahui. (umi)
• VIVAnews.com